gugusan mega mengarak senja yang terus bertanya-tanya tentang jalan
yang Kau bentang sebagai sajadah untuk sujud di tepi-tepi waktu di
gigir-gigir beku yang menggigilkan kedirianku yang melayang rendah
mendekati sarangMU
matahari yang tunduk, setinggi ujung kaki yang menekuk, menekuri
gerbang petangMU, dan sayapku terus saja memukuli udara mencari
pijakan kata untuk menambatkan luka yang menganga di dadaku.
aku mencariMU! aku mencariMU!
No comments:
Post a Comment