Tuesday, April 26, 2011

Kaca Yang Berdebu

Mari Bersama Hayati Senandung ini



Ia ibarat kaca yang berdebu
Jangan terlalu keras membersihkannya
Nanti ia mudah retak dan pecah

Ia ibarat kaca yang berdebu
Jangan terlalu lembut membersihkannya
Nanti ia mudah keruh dan ternoda

Ia bagai permata keindahan
Sentuhlah hatinya dengan kelembutan
Ia sehalus sutera di awan
Jagalah hatinya dengan kesabaran

Lemah-lembutlah kepadanya
Namun jangan terlalu memanjakannya
Tegurlah bila ia tersalah
Namun janganlah lukai hatinya

Bersabarlah bila menghadapinya
Terimalah ia dengan keikhlasan
Karena ia kaca yang berdebu
Semoga kau temukan dirinya
Bercahayakan iman

Saturday, April 23, 2011

Mari Memahami Cinta Sebenarnya..


Bismillah….

Cinta…

Sesuatu yang tak terdefinisi…

Kadang tak dapat dimengerti…

Tapi mampu membuat bibir seakan tak mau berhenti tersenyum…

Saudaraku…

Apa yang akan kita lakukan ketika cinta datang mengetuk hati kita? Akan ada dua sikap dalam menerima hadirnya cinta.

Pertama, jika cinta itu telah halal, maka tentu akan kita sambut dengan senyuman terindah dan memperlakukannya dengan penuh istimewa. Bagi yang memahami, cinta yang halal hanyalah cinta yang terajut ketika telah terikat dalam sebuah akad pernikahan. Selain daripada itu, maka cinta tak akan pernah di izinkan untuk masuk ke dalam hati dan bersemayam disana.

Kedua, jika cinta itu belum halal, maka dengan santun, kita akan mempersilakan cinta itu untuk bersabar sebelum masuk dan bersemayam di hati kita. Kerana cinta yang belum halal tak akan pernah mendapat ridho dari Allah. Bukankah Allah itu maha pencemburu? Bagi yang tidak mengerti, cinta seperti ini justru akan disambut dengan bahagia hingga akhirnya melupakan batasan-batasan yang sudah ditentukan oleh Allah berkenaan dengan perkara hati. Bukankah cinta seperti ini ertinya sudah bercampur dengan nafsu? Dan bukankah nafsu itu datangnya dari syaitan?

Ada sebuah pertanyaan menarik, bolehkah kita sekedar mengungkapkan cinta demi untuk menenangkan hati kerana tak mampu menahan rasa?

Kembali kita belajar pada cerita cinta Fatimah putri Rasulullah dan Ali bin Abu Thalib. Mereka pun jatuh cinta jauh sebelum akhirnya menikah. Namun, ditengah kegelisahan hati para pencinta, adakah mereka pernah mengungkapkan rasa itu satu sama lain? Tidak, mereka diam. Dalam diam mereka mencinta, dalam rindu mereka berdoa. Hanya kepada Allah mereka ungkapkan semua rasa yang berkecamuk dalam jiwa. Pun dengan para shalafush shalih ketika mereka di uji dengan cinta oleh Allah. Adapun mereka mengungkapkan cinta, tapi disertai dengan niat untuk menghalalkan cinta itu, jadi bukan sekedar ungkapan biasa tanpa tindakan, atau ada tindakan tapi melanggar syariat. Jika ternyata cinta dan niat mereka ditolak, maka hanya kesabaran yang dapat dilakukan, kerana mengetahui bahwa rencana Allah akan selalu lebih baik.

Kemudian pertanyaan lain, jika sudah dalam masa khitbah misalnya, apakah boleh ungkapan cinta itu disampaikan?

Dalam sirah, hingga detik ini saya belum menemukan adanya contoh, mungkin kerana ilmu ana masih dhoif (atau jika ada yang tahu, tolong beritahu , ^_^ ). Yang jelas, dalam masa khitbah memang adalah masa memantapkan hati, masa lebih saling mengenal pasangan, mulai dari latar belakang, kepribadian hingga keluarga besarnya. Tetapi tetap dalam koridor syariat (saya jadi ingat sebuah cerita bagus ketika hampir masa khitbah, si ikhwan yang tidak bisa menjaga komunikasi dengan akhwat, akhirnya ditolak oleh akhwatnya). Masa khitbah bukanlah masa untuk mengumbar perasaan, maka bersabarlah hingga waktu itu tiba dan berpuaslah jika sudah sah terikat dalam janji pernikahan.

Maka saudaraku, mengumbar perasaan cinta diluar pernikahan adalah sesuatu yang tidak dibenarkan dalam Islam. Seperti yang tertera dalam firman Allah :

“Dan janganlah kamu mendekati zina…” QS Al Isra 32

Mata yang memandang bukan mahram adalam zina mata, telinga yang mendengar rayuan dari bukan mahram adalah zina pendengaran, mulut yang berbicara cinta pada bukan mahramnya adalah zina mulut, sedang hati yang membayangkan sesuatu yang bukan haknya dan tidak halal adalah zina hati.

Satu-satunya solusi bagi para pencinta adalah pernikahan. Diluar daripada itu, maka bersabarlah akan cinta itu, jangan diumbar dan jangan pula diusir jika kita tidak mampu. Tapi berdoalah kepada Allah agar cinta itu tak membuat hati kita lalai dari mencintaiNya. Ungkapan cinta sebelum waktunya tak akan bernilai apa-apa selain dosa, tetapi jika dilakukan dalam pernikahan maka akan bernilai ibadah yang luar biasa.

Maka itu saudaraku, jangan mudah mengumbar kata cinta dengan maksud ataupun hanya sekedar bercanda. Tiap kata-kata kita akan menjadi catatan tersendiri oleh malaikat dan di sisi Allah. Bukankah dalam alqur’an kita diperintahkan hanya berkata-kata yang baik? Sesuatu yang bercanda pun ada batasannya, kerana perkara hati itu sangat mudah terbuka dan akan sulit diselesaikan dengan segera. Simpanlah kata-kata indah itu hanya untuk yang berhak menerimanya. Janganlah mudah mengucapkan sesuatu yang tidak berhak untuk di ucapkan dan diberikan kepada yang tidak berhak menerimanya. Cukuplah apa yang kita rasa hanya Allah yang tahu, dan mohonlah kepada Allah kerana hanya Dia yang lebih mengetahui dan memahami tentang apa yang kita rasa.

Cinta yang indah adalah cinta yang tumbuh diatas keta'atan kepada Allah...dan tumbuh di taman yang di kelilingi oleh koridor syariatNya..

Maka pahamilah cinta dengan sebenarnya...

Wallahualam bish shawab

Aku Hanya Ingin Di cintai ALLAH


Ketika semua orang merindu cinta dari orang yang dicintai…

Ketika semua lemah oleh perasaannya sendiri…

Ketika semua takluk oleh cinta yang katanya tak bisa dimengerti…

Masih adakah yang tetap teguh menjaga kesucian hati tanpa terkecuali?

Ketika mereka mengatakan cinta terlalu jauh merasuk ke dalam jiwa..

Hingga mampu menghempaskan perjuangan hati yang akhirnya merana…

Terasa indah dalam pandangan mata…

Bahwa sebenarnya yang mereka rasa adalah dosa…

Masihkah kau merasa berbeza?

Padahal imanmu sudah ternoda…

Padahal singgana hatimu telah dikudeta…

Masih bisa kau katakan bahwa rasa itu kau simpan kerana terpaksa?

Dan untuk dijaga?

Allah…aku hanya tak ingin ikut terjatuh…

Aku hanya tak ingin perjuangan hati ini akhirnya luluh…

Kerana melihat mereka yang akhirnya gugur dalam air yang keruh…

Istiqamah ini terasa sulit…

Ketika malu bukan lagi menjadi ruh hanya terasa di kulit…

Kini yang terjaga pun hanya tinggal sedikit…

Allah…jika cinta memang bisa mengalahkan segalanya…

Maka aku hanya ingin takluk oleh cintaMu saja….

Yang bagiku jauh lebih luar biasa…

Thursday, April 14, 2011

Bahasa Jiwa

hayati dan bermuhasabah diri lah...
Klik untuk mendengar Senandung ini...


Tidak semua manusia mengerti s'gala perasaan yang ada di hati kita
Tidak pula dapat selalu memahami gejolak jiwa yang ada di dalam diri kita

Janganlah selalu mengharapkan orang lain harus mengerti akan perasaanmu walaupun ia adalah sahabat karibmu sendiri

Kar'na perasaan adalah bahasa hati yang dapat berubah di setiap waktu
Hari ini ia adalah orang yang sangat mengerti akan perasaan hatimu
Mungkin esok ia adalah orang yang paling tidak memahamimu
Janganlah memaksa kar'na saudaramu juga hanyalah seorang manusia biasa

Cukuplah hanya Allah tempat mencurahkan segala isi yang ada di hati kita dan menumpahkan segala perasaan yang ada di jiwa

Tidak semua manusia mengerti s'gala perasaan yang ada di hati kita

Istikharah Cinta



Kata Seorang Sahabat kepada saya : “Saya masih belum berkahwin. Tapi saya berazam untuk berkahwin. Buat masa ini, biarlah saya bercinta dahulu. Tapi saya akan berkahwin nanti. Mungkin bukan sekarang, tapi saya berazam untuk berkahwin juga. Supaya pasangan saya tidak lari, dan supaya dia tahu bahwa saya sangat mencintainya, biarlah kami bercinta dahulu buat masa ini. Tapi kami juga ingin berkahwin, dan kami berazam untuk itu. Tapi mungkin bukan sekarang, insyaAllah nanti…”

Istikharah – bermaksud meminta Allah memberikan ilham, dalam kita membuat pilihan dalam pelbagai perkara dan urusan. Saya percaya, ramai daripada kita yang pernah mendengar perkataan ‘istikharah’ ini dengan membawa maksud ‘istikharah untuk memilih pasangan hidup’, ataupun lebih tepat boleh saya katakan – istikharah cinta.

Saya telah lama tahu tentang istikharah dan solatnya. Pertama kali saya bersolat sunat istikharah adalah ketika saya ingin membuat keputusan untuk belajar di Indonesia. Dan kali keduanya adalah ketika saya mendapat tawaran untuk melanjutkan pelajaran Politik di Indonesia.

Pada hujung bulan Mac yang lalu, pandangan saya tertarik kepada sebuah artikel tentang ‘Istikharah’.

Ia sebenarnya dilakukan bagi menggantikan upacara pada zaman jahiliyyah iaitu meramalkan masa depan berpandukan kepada berhala dan syaitan. Ini bagi mengelakkan golongan tersebut mengambil kesempatan atas kejahilan manusia bahawa kononnya mereka mengetahui masa depan.

Dalam hadis daripada Jabir r.a., beliau berkata bahawa Rasulullah s.a.w. mengajarkan istikharah kepada kami dalam segala urusan sebagaimana Baginda mengajar kami sesuatu surah daripada al-Quran. Sabda Baginda: Jika salah seorang daripada kamu berkeinginan untuk melakukan sesuatu, maka hendaklah dia mengerjakan solat dua rakaat di luar solat wajib. (Riwayat Bukhari)

Setelah saya ber’istikharah’, saya tidak pula menunggu sehingga datang mimpi tentang pilihan yang ingin saya putuskan. Tiada suatu nas atau dalil yang menyatakan demikian. Namun, itu semua bergantung juga pada kehendak dan kekuasaan Allah untuk setiap hamba-hambaNya yang meminta kepadaNya.


Setelah istikharah, maka saya teguh dengan keputusan saya. Saya percaya kata-kata al-Imam al-Nawawi, seseorang yang melakukan istikharah, maka dadanya akan terbuka luas untuk sesuatu urusan, malah dia akan terlihat kebaikan pada perkara yang akan dilakukan atau sebaliknya. Maka saya teguh meneruskan keputusan yang telah saya pegang, samaada saya berasa senang atau tidak, kerana kebaikan itu pasti ada dalam jiwa ini, meskipun jiwa ini tidak menyenanginya.

Namun, sedar tidak sedar, ada sebuah rahsia rumit disebalik istikharah ini. Apabila seseorang itu meminta agar Allah memberikannya ilham atas keputusan dan pilihannya, maka selepas itu dia berasa begitu yakin, optimis dan pilihannya jitu! Maka tanpa membuang masa, dia terus memulakan langkah pilihannya.

Tapi sedihnya, istikharah itu bukanlah membawa dia ke arah menyempurnakan syari’at ke gerbang perkahwinan, tapi ‘hidayah’ yang dia peroleh membawa dia kearah jalan yang mencatitkan dosa sepanjang perjalanannya. Sehingga sanggup dia bercinta diluar akad yang sah, malah mengisytiharkan bahawa ‘saya kini telah berpunya’!

Sudah tentulah bukan hidayah dan petunjuk Allah yang membawa dia kepada jalan ini, tapi syaitan itulah yang mengilhamkan kepada dirinya. Syari’at istikharah itu indah, tapi pudar kesannya apabila nafsu itu yang menjadi nakhoda iman.

Kalau dilihat pada kata-kata diawal penulisan saya ini, itu bukanlah kata-kata saya. Tapi kata-kata itu saya simpulkan daripada sebuah kebenaran. Fikirkanlah, perkahwinan itu tuntutan syari’at, akad yang sah itu mengikat perhubungan antara fitrah sebuah cinta. Namun, mengapa perlu bercinta diluarnya? Sehingga sanggup mengatakan:

“insyaAllah saya akan berkahwin nanti, buat masa ini biarlah saya bercinta dahulu” – adakah kata-kata ini sudah cukup untuk menyejukkan bahang neraka Allah dan memadamkan nyalaan apinya?

Jangan kita pesongkan cinta itu dengan salutan syari’at yang diputarbelitkan tali-tali syaitan, kerana hebatnya syaitan itu terserlah, janjinya untuk menyesatkan ummah tidak pernah luntur, kerana semakin hampir Qiamat itu mendekati, semakin kuat janjinya termakbul.

Peganglah syari’at itu dan genggamlah seerat-eratnya! Jadikanlah istikharah itu sebagai pedoman untuk memayungi kesucian cinta dibawah lindungan Allah, dan letakkanlah perkahwinan itu sebagai garis mula perjalanan sebuah kemesraan cinta yang hakiki dan abadi

Hati saya tersentuh, bila saya membaca sepotong doa, yang diriwayatkan oleh al-Bukhari daripada Jabir r.a:

"Ya Allah, aku memohon petunjuk kebaikan kepada-Mu dengan ilmu-Mu. Aku memohon kekuatan dengan kekuatan-Mu. Ya Allah, seandainya Engkau tahu bahwa pilihan ini baik untukku dalam agamaku, kehidupanku dan jalan hidupku, jadikanlah untukku dan mudahkanlah bagiku dan berkatilah aku di dalam pilihan ini. Namun jika Engkau tahu bahwa pilihan ini buruk untukku, agamaku dan jalan hidupku, jauhkan aku darinya dan jauhkan pilihan itu dariku. Tetapkanlah bagiku kebaikan dimana pun kebaikan itu berada dan redhailah aku dengan kebaikan itu".

Saya termenung memahami doa ini. Mana tidaknya, sepotong doa ini begitu sempurna untuk menjelaskan ayat Allah, sebuah ayat al-Quran yang sentiasa menemani jalan cinta ini:

"Diwajibkan ke atas kamu berperang, sedangkan berperang itu sesuatu yang kamu benci. Mungkin kamu benci pada sesuatu, sedangkan ia lebih baik bagimu, mungkin juga kamu cintai sesuatu, sedangkan ia mudarat bagimu. Dan Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak"

Muhasabah



Kehidupan bagaikan pelangi...namun ada masanya ia bagaikan senja yg hanya ada warna merah jingga yang memuramkan...

Di dalam menempuh jalan hidup janganlah mencuba jauh dari Tuhan, sebab kehidupan kita yang sebenarnya terletak ditanganNya. Betapa pun kita memegang kemudi bahtera menuju pelabuhan yang dicita-citakan, namun yang menentukan arah angin adalah Dia.

Peringatan Hari Nakbah Palestin 15 Mei


Apa itu Nakbah?

NAKBAH bermaksud MALAPETAKA atau BENCANA BESAR. Manakala Nakbah Palestin merujuk kepada pengisytiharan Negara Haram Israel yang telah diistiharkan secara rasminya pada 15hb Mei 1948. Peristiwa ini berlaku selepas terlaksananya pendudukan dan penjajahan haram oleh rejim Yahudi Zionis ke atas tanah dan penduduk asal Palestin secara sistematik dengan bantuan British dan PBB.

Apa kesan awal utama Nakbah ?

1. Nakbah menyebabkan hilangnya negara Palestin daripada peta dunia antarabangsa.
2. Lebih daripada 60 peratus rakyat Palestin (800 ribu orang daripada 1.4 juta) diusir ke luar negara dan 30 ribu lagi diusir ke daerah-daerah yang ditakluki mereka.
3. 478 daripada 580 perkampungan rakyat Palestin yang wujud sebelum perang 1948 telah dihancurkan yang melibatkan lebih 34 jenayah pembunuhan beramai-ramai rakyat Palestin.

Di manakah testimoni Nakbah?

Terlalu ramai dan banyak…..

Arafat Hijazi, salah seorang saksi yang masih hidup menceritakan, “Saya melihat seorang tentera pengganas Zionis memegang saudara saya, Saliha al-Halabi yang hamil 9 bulan. Dia meletakkan senapangnya di leher Saliha lalu memuntahkan peluru sehingga Saliha terbunuh. Pengganas Zionis tersebut mengambil sebilah pisau lalu membelah perutnya sehingga terburai, kemudian mengeluarkan anak Saliha yang telah mati dengan pisau Nazinya yang mengerikan itu”.

Kem Pelarian Nahrul Barid, Lubnan 1948



Apakah realitinya setelah 63 tahun Nakbah?

1. Penjajahan dan penindasan yang berterusan sehingga mereka berjaya merampas lebih daripada 90% dari keseluruhan bumi Palestin.

2. Melakukan penangkapan dan pemenjaraan orang-orang Palestin yang tidak bersalah sehingga lebih daripada 12 ribu di kalangan mereka kini merengkok di dalam penjara Israel.

3. Sekatan ekonomi yang dirancang kemas sehingga orang-orang Palestin tersepit, menganggur dan dibelenggu kemiskinan serta kebuluran.

4. Anak-anak Palestin yang telah dinafikan hak untuk belajar sehinggakan jumlah mereka yang sempat ke pengajian menengah adalah dari peratusan yang sangat kecil.

5. Rejim Zionis tanpa malu dan segan telah membina tembok pemisah gergasi yang terpanjang di dunia yang menyekat penghidupan rakyat Palestin serta menjadikan Palestin sebagai penjara yang terbesar di dunia.

6. Seramai 6.45 juta di kalangan rakyat Palestin adalah pelarian yang hidup dengan penuh kedaifan sejak 62 tahun yang lalu. Inilah kes pelarian yang paling lama dan perit di dalam sejarah peradaban dunia.

7. Pembunuhan dan penyiksaan yang berterusan terutamanya di Gaza yang merupakan krisis kemanusiaan terhebat di abad ini.

8. Peningkatan serangan ke atas al-Quds oleh ekstremis Zionis yang mencabul kehormatan dan kesucian al-Quds serta projek pembinaan kuil Yahudi di perkarangan Al-Aqsa.



Apakah rancangan jangkamasa panjang mereka?

1. PengYahudian Baitul Maqdis dan pembinaan Kuil Yahudi ’The Solomon Temple’.
2. Pembinaan Israel Raya atau ’The Greater Israel’.
3. Menguasai dunia antarabangsa keseluruhannya.

Synagogue Yahudi yang baru dirasmikan, jaraknya 100 meter dari Qubbatus Sahra

Apakah mereka akan berjaya di dalam cita-cita ini?

Tidak

Apakah bukti-bukti kegagalan mereka ?

1. Kegagalan mereka untuk membina ’The Greater Israel’ walaupun setelah sekian lama mereka menjajah Palestin.
2. Gaza kembali ke tangan Palestin dan Golan Height pula ke tangan Syria.
3. Intifadhah menyebabkan merudumnya ekonomi Israel dan hilangnya ’rasa selamat’ di kalangan orang-orang Israel.
4. Penghijrahan lebih 700 ribu orang-orang Israel yang melarikan diri pulang ke negara-negara Barat sejak tahun 2000 lagi.
5. Generasi muda Yahudi mereka tidak berminat untuk mempertahankan agenda Zionis.
6. Gagalnya regim Zionis dengan sokongan penduduk seramai 5 juta orang dan Amerika sekutunya untuk mengalahkan Gaza yang hanya mempunyai seramai 1.5 juta penduduk.
7. Perjuangan umat Islam yang semakin kuat dan mendapat tempat di kalangan oarng-orang Palestin, bangsa Arab dan umat Islam di seantero dunia.
8. Dan tentunya disebabkan janji-janji Allah dan Rasulullah s.a.w.

Perjuangan sudah sebati dengan kehidupan rakyat Palestin

Apakah cara terbaik untuk memenangi kembali Palestin dan al-Aqsa?

Tidak boleh tidak, kita mesti mencontohi perjuangan generasi silam seumpama mencontohi kejayaan generasi Solahuddin al-Ayyubi dengan…

1. Menjadikan matlamat perjuangan adalah untuk menegakkan kalimah Allah swt.
2. Membina generasi yang bertaqwa kepada Allah dan memelihara diri daripada maksiat.
3. Membuat persediaan perjuangan yang sempurna dan amat mengambil berat terhadap isu pembebasan Al-Aqsa
4. Menyatukan kekuatan umat di bawah sistem yang satu.
5. Menjadikan isu pembebasan Al-Quds sebagai isu Aqidah dan isu umat Islam.

Marilah kita bersama-sama merenung kembali ayat Al-Quran:

“Janganlah kamu merasa lemah dan janganlah bersedih, kerana sesungguhnya kamu adalah lebih tinggi martabat daripada mereka sekiranya kamu beriman.” (Surah Ali Imran: 139)

Semoga kita bertemu di Baitul Maqdis
KLIK UNTUK LIHAT VIDEO..