Sunday, September 19, 2010

IKhlas

Sejenak kita renungkan..
Semoga ada ikhtibar yang kita dapat ambil bersama dalam melayari bahtera kehidupan.ceria*

Orang yang sibuk melakukan kebaikan tidak akan sempat melihat kejahatan orang lain. Demikian kata2 hukama yang menerjah ruang fikiranku. Ah, betapa kurangnya kau melakukan kebaikan.. bisik hati kepada diri sendiri. Justeru, mata, telinga dan indera yang lain masih sempat melihat, menghidu dan menuturkan kejahatan orang lain. Terasa diri amat hina, ketika usia melonjak dengan begitu cepat, diri terasa masih merangkak-rangkak menyusur jalan taubat.

Betapa sekali-sekala melakukan kebaikan terasa hebat bukan kepalang. Tanpa sedar riak bertandang. Terasa ingin dipamerkan segala-galanya agar dipuji dan disanjung dengan kata-kata dan anugerah manusia. Biar terserlah siapa aku, bisik ego diri. Padahal nilai amal yang sebegitu tidak ada harganya walau sedebu. Apatah lagi ALLAH yang pastinya tidak akan menerima sebarang sekutu. Dan manusia pun akhirnya akan memandang sinis dan loya dengan ‘aku’ mu.

Apabila riak itu adalah tertipu dengan kehadiran manusia, sum’ah pula terpedaya tanpa kehadiran sesiapa. Walaupun sesiapa di mata tetapi di hati masih mengharap-harap amal yang kononnya disembunyikan itu diketahui juga oleh manusia. Ah, alangkah indah rasanya apabila amal yang cuba disembunyikan itu diketahui lalu diheboh-hebohkan pula. Ah, hebatnya dia! Begitu kata sanjung yang dijunjung. Pada ketika itu hati pun berbunga. Aduh, sum’ah lebih dasyat tipuannya daripada riak.

Apabila terlepas diri daripada keduanya, menanti pula musuh ketiga yang tidak kurang hebatnya... ujub! Takjub dan berasa hairan terhadap diri sendiri. Kali ini bukan pujian manusia yang terang dan bersembunyi yang diharapkan tetapi pujian diri terhadap diri sendiri. Betulkah ini aku? Alangkah hebatnya. Terasa diri bagaikan wali apabila amal ibadah mengatasi orang lain. Aku bukan manusia biasa. Aku tinggi mengatasi semua. Ujub hakikatnya lebih sukar dikesan dan dirawat berbanding riak dan sum’ah.

Bukan mudah untuk ikhlas. Semakin dicari terasa semakin misteri. Memang, ikhlas itu rahsia dalam rahsia ALLAH. Melakukan sesuatu kebaikan bukan kerana ALLAH..itu tidak ikhlas. Meninggalkan satu kejahatan bukan kerana ALLAH.. itupun tidak ikhlas. Kekadang begitu ikhlas hati ketika memulakan amal, tetapi sampai dipertengahan, kecundang oleh sesuatu yang selain ALLAH. Ya ALLAH, aku benar-benar pasrah. Perjuangan untuk ikhlas terlalu seru dan keliru. Bantu aku, memahami dan menangani rahsia ini.

Beribadahlah sehingga terasa penat untuk melakukan maksiat. Begitu pesan hukama yang menjadi kompas hati. Buatlah apa sahaja kebaikan sejak sebelum terbit fajar sehingga terbenam mentari. Ikhlas atau tidak jangan diperkirakan dulu. Jangan mengukur kesempurnaan di garis permulaan amal. Beramallah walau hati terganggu oleh mazmumah dan ikhlas diintai oleh riak dan sum’ah. Pedulikan ujub yang menanti masa untuk menyusup. Tega dan relakan sahaja.

Teringat apa yang dipesankan oleh Imam Ghazali ketika muridnya bertanya, “Tuan, bagaimana keadaanku ketika mulutku berzikir tetapi hatiku masih lalai?” Lalu Imam yang arif dalam soal keajaiban hati itu pun berkata,”Teruskanlah berzikir walau hatimu lalai kerana sekurang-kurangnya lidahmu akan terselamat daripada berkata-kata yang kotor dan sia-sia.”

Teringat pula apa yang pernah ditanyakan oleh Abu Hurairah kepadada Nabi Muhammad SAW tentang seorang yang mengerjakan solat tetapi masih mencuri. Lalu Rasulullah menegaskan solat itu lambat-laun akan menghilangkan tabiatnya yang buruk itu. Jadi, jika dirimu masih melakukan kejahatan, ingatlah itu bukan alas an untuk tidak dan berhenti melakukan kebaikan. Bahkan iringilah perbuatan dosa dengan kebaikan kerana kebaikan itu lambat cepat akan menghapuskan kejahatan.

Aku hanya insan kerdil di lautan rahsia ikhlas yang sangat dalam. Yang terjangkau olehku hanyalah sebutir percikan ombak dipermukaannya. Namun, aku juga hamba ALLAH yang berhak menuju-NYA. Ketika aku keliru, tunjukkanlah. Ketika aku lemah, perkukuhkanlah. Ketika alpa, ingatkanlah. Hanya Dikau wahai ALLAH yang berhak memilih sesiapa untuk dianugerahkan rasa ikhlas itu. Padaku hanya tadbir..pada-Mu segala takdir. Bantulah aku meluruskan tadbirku menjurus kepada takdir-Mu.
Pilihlah aku untuk ikhlas.. Amin!

Friday, September 17, 2010

Cinta dari Sudut Sufi

Cinta......

Sebuah kata dengan sejuta makna bahkan tak terhingga makna.

Alam semesta tercipta....kerana cinta.

Bumi berputar dan planet-planet beredar....kerana cinta.

Bentangan kekuasaan ALLAH dihadirkan dihadapan kita....kerana cinta.

Dan kita semua ada....juga kerana cinta.



Cinta......

Bagai pedang tajam yang bermata dua.

Bagai ular yang berkepala dua.

Dia bergerak dua arah antara dua titik ekstrem.

Boleh mendorong pecinta ke jurang penderitaan.

Bisa juga mengahantarkan sang pecinta ke ruang kebahagiaan.

Semua tergantung pilihan kita.

Untuk memilih apa yang kita cinta.



Cinta tidak akan muncul dari sebuah interaksi sepintas....

Tapi cinta akan muncul dari interaksi yang berulang-ulang dan penuh
penghayatan....sebuah proses panjang.

Pandangan pertama, ketertarikan, perkenalan, membangun kedekatan jiwa,
keinginan selalu bersama dan berbagi rasa....berhujung pada keikhlasan
untuk membenamkan ego pribadi kedalam ego yang dicinta.



Lantas bagaimana cinta orang-orang yang beriman bertumpu ?

Alladziina aamanuu asyaddu hubbal LILLAH....

Orang-orang yang beriman hanya cinta pada ALLAH....

Mahligai cintanya adalah meleburkan dirinya dengan ALLAH....

Cinta bukan lagi urusan fizikal....cinta adalah urusan jiwa....

Fizikal dan materi hanya sebuah media....



Isteri, anak, orang tua, harta, pekerjaan, kekayaan dan
kekuasaan...Adalah sekedar media....

Jangan terpengaruh dan terperangkap karena media ini....

Mereka semua boleh terluka....boleh sakit....bahkan boleh hancur sekalipun....

Tetapi cinta kepada Sang Maha Mencintai....keindahannya tetap terasa....

Kebahagiannya tetap tertoreh abadi dilubuk jiwa sang pecinta....



Kalau ada cinta tak terbalas....Mencintai tapi tidak dicintai....

Ini hanya berlaku pada cinta kepada sesama manusia....

Hal ini tidak berlaku untuk seorang hamba dengan ALLAH....

Karena ALLAH adalah Zat Yang Maha Mencintai....

Sumber segala cinta....yang tidak pernah memudar cinta-NYA....

Yang terus menerus mencintai meskipun sebagian besar hamba-hambaNYA
tidak mencintai-NYA....

Cinta-NYA sentiasa mengalir deras tanpa ada yang dpt mengukurnya....



Cinta ALLAH hanya dpt disambut dengan cinta kepada-NYA....

Baru akan menghadirkan terciptanya kebahagiaan....

Kalau cinta ALLAH bertepuk sebelah tangan....

Sang Maha Pemberi Cinta akan tetap berbahagia....

Kerana kebahagiaan cinta sesungguhnya bukan dirasakan oleh yang dicinta....

Tetapi dirasakan oleh yang mencinta....

Berbahagialah bagi orang-orang yang mencintai-NYA....

Menderitalah bagi orang-orang yang tidak dpt mencintai-NYA....



ALLAH telah membangun kerajaan kebahagiaan dalam kerajaan cinta....

Maka kebahagiaan hanya dpt diraih dan dirasakan oleh orang-orang yang
mentasbihkan dirinya sebagai hamba cinta....

Bukan hamba kebencian....Bukan hamba dendam....dan bukan hamba keserakahan....



Walaa kinnaLLAAHA habbaba ilaikumul iimaana wazayyanahu fii quluubikum....

Tetapi ALLAH menjadikan kamu cinta kepada IMAN dan menjadikan IMAN itu
indah dihatimu....



Yaa....IMAN lah kata kuncinya....

Yang bisa menghantarkan kita menuju ruang dan waktu yang tiada
habis-habisnya terus menaburkan aroma cinta untuk hamba yang dimabuk
cinta kepada NYA....



Jangan sampai cinta-NYA tak terbalas cinta....

Hanya kerana kita memiliki kehendak untuk memilih....

Sementara alam semesta bergerak dan bertasbih kepada-NYA....

Membalas cinta-NYA dengan penuh pengabdian....

Mereka bertasbih sepenuh cinta dan ketaatan....

Yaa....bertasbih kepadanya adalah cara membuktikannya....



Ego....Ego....Ego....sekali lagi...Ego....

Ego haiwani pribadi hamba manusia yang menjadi sebab....

Cinta ALLAH tak terbalas oleh hamba-Nya....

Keinginan materi nampak jelas tapi sementara....

Jangan biarkan ego kita mengembara bebas....

Karena ego manusia melebihi alam semesta ini....

Keinginan tanpa batas dan tak terhingga dalam angan-angan..

keperluan materi fizikal....makan, minum, harta dan jabatan....

Akan hilang meninggalkan kita atau kita tinggalkan....

Baik secara alamiah maupun terpaksa....

Tundukkan ego kita supaya menyatu dengan asalnya....

ALLAH....Sumber Segala Ego....



ALLAH mencintai kita....

Dengan menawarkan jalan keluar dari kesesatan dan penderitaan....

DIA menurunkan petunjuk-NYA untuk menundukkan ego pribadi hamba....

Bersatu dengan Ego NYA....

Inilah jalan sejati yang bakal menghantarkan kita kepada kebahagiaan....

Sebuah cinta....CINTA SEJATI....