Bila tak kunyatakan keindahan-Mu dalam kata, Kusimpan kasih-Mu dalam dada. Bila kucium harum mawar tanpa cinta-Mu,Segera saja bagai duri bakarlah aku. Meskipun aku diam tenang bagai ikan, Tapi aku gelisah pula bagai ombak dalam lautan Kau yang telah menutup rapat bibirku, Tariklah misaiku ke dekat-Mu. Apakah maksud-Mu? Mana kutahu? jadikan aku peneroka jiwa yang alpha.
Sunday, August 23, 2009
Bingkai Kesunyian
Padanya kupernah berbisik,
“Sunyi.
Terbingkai dalam binar harap yang kosong.”
Padaku ia sampirkan balas,
“Sunyi adalah selimut.
Agar rindu di hati tetap hangat.”
Lalu sunyi melapangkan hamparannya.
Membungkus lembut tarian bayang dalam pelupuk
tiap lelap terjaga.
Menjelma bagai kelambu
diatas tilam nyata yang setia pada kekinian
Menjaga helaan nafas antara debar kasih yang rumit dimengerti
Membelai jenak kesenggangan di sela pacuan waktu
dan bingar rasa jiwa.
Menyembunyikan hening beratap dua langit…
Ya, sunyi kan terus bergeming di sisi
Mencumbuku bersama serpihan kalimat tanya penuh luka.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment