Sunday, May 15, 2016

My New Single Song : Ayah Bonda.

Assalamualaikum
Alhamdulillah, puji dan syukur kepada Allah untuk permulaan awal yang baik. Lagu saya yang berjudul Ayah Bonda ciptaan saudara Irwan Hisham dan penerbit oleh Abang Rosli Bin Ahmad boleh didengarkan dalam playlist radionasyid.net (Terima kasih Radio Nasyid). Dan hari ini kabar gembira dimaklumkan bahawa lagu ayah bonda telah diterima oleh Khanah RTM. Sahabat-sahabat boleh request lagu tersebut dimana-mana radio RTM negeri atau nasional.

Dan pada 21 May ini, kumpulan nasyid saya iaitu Feel One Nasyeed Group turut menyumbang sebuah lagu single bertajuk HARAPAN KEDAMAIAN ciptaan ustazSahinal Azral Sulaiman, akan bersama penasyid-nasyid tanah air dan Indonesia akan bersa
ma mengadakan Showcase MyINTIFADA Untukmu Palestin sekaligus pelancaran album kompilasi di Auditorium Fakulti Kejuruteraan UPM ,Serdang (setakat ini masuk adalah percuma):
1. Shoutul Harakah - Palestina Milik Kita
2. Zim Ezuan & Nocturnal Voice - La Tahzan (English Version)
3. Anas dan Kauthar - Ini Kisah Mereka
4. Najhan -Mujahid Palestin
5. Muslih - Kita Bersaudara
6. Zeyad -Suara Intifadah
7. Head One - Armada
8. Feel One - Harapan Kedamaian
9. Muadz - al-Aqsa
10. Lagu gabungan
11. Saff One - Bersamamu Palestin
12. Bonai - Amanah Kita
13. Shoutul Muallimin - Gemilang
14. Fedaa - Tak Mungkin Kami Lupa
15. Al Wad - Hekayet Nafeer
16. Ruhul Jaddid
PS: Belum sempat buat videonya. kalau siapa-siapa berihsan nak buatkan boleh PM saya ya. Terima kasih.
Gabungan artis2 nasyid tanahair, ayuh bersama semarakkan semangat intifadah pada 21 mei ini. Insyaallah.

Monday, December 22, 2014

Ukhuwah Tidak Berpenghujung.

Lama sudah blog ini tertinggal dan bersarang, berdebu di khayalan masa, Tak sedkit juga usia semakin bertambah. Banyak yang ingin dicoretkan dan banyak yang ingin diluahkan namun masa tak sebanyak tanggungjawab yang tersedia.
Tahun berlalu tahun, banyak tempat yang disinggahi dalam masa yang sama yang sahabat-sahabat yang terbingkai dalam kenangan. Ada yang ditelan zaman dan ada yang pergi tanpa sedar.tetapi ukhuwah itu tidak mengenal kesudahan…Mendampingi mereka dalam hidup sebagai jama’ah islamiyah yang tolong-menolong dalam kebaikan…Menyapa mereka dalam kesendirian yang melelahkan dan menjaga mereka dalam keistiqamahan…Ukhuwah adalah persaudaraan yang kekal, yang tiada mengenal kejenuhan… Ukhuwah selalu punya sesuatu untuk dibagi, meskipun hanya sebuah nasihat atau sebait doa yang tak nampak

Tuesday, February 11, 2014

KDU Contest - Kau diciptakan Untukku Cover Song



Inteam Record menganjurkan #KDUContest untuk memperingati almarhum kang Aden dari edcoustic.


Sunday, January 26, 2014

Bingkisan Rindu : Buat Ikhwah Fillah.





Ikhwah fillah, sudah lama blog ini tidak mencoret kata juga menguntaikan bicara. Kali ini saya tujukan penceritaan bingkisan kenangan buat teman-teman saya yang berada di Indonesia dimana pun mereka berada di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Jawa dan dimanapun kalian berada. Buat kalian, Asri Gunawan aktif dengan team nasyid New Kahfi (Medan), Adjie yang sedang aktif dengan team nasyid The Adam (Medan), Zulmy Erwinsyah yang aktif dengan group Sigma (Riau), Agus Santoso aktif dengan aktiviti kepartiannya PKS (Kalimantan), Muhammad Arif dan Alimansyahuri Zein yang tidak lagi mendengar kabar dan aku aku masih disini biasa-biasa sahajaSekali lagi, aku bukan ahli hadist. Tetapi aku ingin menyampaikan satu sabda Rasulullah yang satu ini. Ukhuwah yang kita rajut sekian lama disana mengingatkanku akan sebuah Sabda Rasul SAW : 
Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal kasih sayang, kecintaan dan kelemah-lembutan diantara mereka adalah bagaikan satu tubuh, apabila ada satu anggotanya yang sakit maka seluruh tubuh juga merasakan demam dan tidak bisa tidur.” (Muttafaqun ‘Alaih dari al-Nu’man)
Yah, ukhuwah ini benar-benar indah, luar biasa. Bertemu kerana Allah, berpisah kerana Allah, saling mencintai kerana  Allah dan doa-doa kepada Allah begitu terasa menyentuh sanubari walaupun sang pasangan sahabat tak tahu apa yang didoakan sahabatya. Namun setiap kata yang tertulis dipesanan singkat itu membuat gementar hati, rindu akan indahnya nasihat dan pertemuan-pertemuan itu. Hanya Allah yang tahu sampai kapan dan dimana kita bertemu. Ah, indahnya sebuah ukhuwah yang benar-benar dilandasi cinta kepada-Nya. Indah, saling berbagi walau hanya dengan tanda titik dua dan kurung tutup @ :) . Namun semuanya terasa, terasa sekali.


Pernah kudefinisikan ukhuwah hadir kerana seringnya berinteraksi, sehingga semakin mengenal dan memahami atau kerana lapang dan dalamnya hati dalam memahami atau seorang memahami dan membantu saudaranya dengan hati yang lapang dan ikhlas. Ternyata itu semua bukanlah ukhuwah itu sendiri, lalu apa itu ukhuwah?
"Dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana (AL ANFAL: 63)

Untuk setiap ukhuwah-ukhuwah yang telah kita bina. Ini bukan bait-bait puisi, bukan pula kisah melankolis bak kisah sinetron yang didramatisir. ini tentang kita, ukhuwah yang telah terbina. cukuplah waktu yang telah kita lalui bersama, menjadikan sebuah keterikatan hati diantara kita semakin elok saja.

Saudaraku, banyak hal yang telah kalian ajarkan padaku. tentang cinta yang tak bersyarat, tentang ketelatenan dan kesabaran. ketulusan hati dan keikhlasan. kalian ajari aku apa erti kebersamaan, membina ukhuwah tanpa dalih kepentingan. terkadang ada luka yang tersayat, tapi memaafkan menjadi pilihan kebaikan. senyuman dan pelukan kasih sayang, yang akan terus dirindukan untuk sebuah ukhuwah tanpa cacian apalagi sebuah ghibahan.

Untuk episode yang bersama, menyatukan visi dan karakter yang berbeza. sungguh pembelajaran yang luar biasa. ketika perbezaan pandangan bukan meninggikan keegoan menjadi sebuah momentum yang menantang. ketika mencari solusi mengutamakan kebersamaan. menjauh dari kata perpecahan.

Ku mohonkan maaf atas segala khilaf yang telah berlalu, pada setiap prasangka yang menyakitimu. pada setiap kata yang melukai hati-hati itu. sekali lagi, maafkan ana ya Ikhwah fillah. atas kezoliman-kezoliman yang telah berlalu. mungkin terkadang ada cemburu yang melukaimu, mungkin ada keisengan yang menjengkelkanmu, dan banyak kemungkinan lainnya yang menguras airmata kerana kecewamu padaku.



Dan kini aku semakin sedar. Waktu akan tetap berjalan sebagaimana mestinya. bila sekarang kita masih bisa bersama, bertemu berjumpa, merasakan hangatnya pelukan kasih sayang, memandang dengan penuh keteduhan. Namun kini, perpisahan itu telah menjadi sebuah pasti. Berpisah menuju sebuah titik selanjutnya menuju gelombang kehidupan yang lebih menantang, lebih berat dan menguras kerja fisik dan hati kita. mungkin tegur sapa hanya lewat suara, dunia maya saja, atau pesan singkat semata. namun yang kuharapkan, jangan ragu untuk mengirim doa-doa indahmu padaku...

Teruskan perjuangan kalian saudaraku, jangan berhenti, meskipun berat jalan yang akan kita lalui. tetaplah seperti sekarang saudaraku. bersama semangat dengan cita tertinggi, bertemu dengan yang dinanti, Robbul Izzati. jangan biarkan iman melemah, kuatkan dan bertahanlah. untuk sebuah ukhuwah yang didasarkan atas iman, kerana islam. mungkin kita tidak sedang bersama nantinya sungguh momentum-momentum bersama kalian tak ingin kulupakan. kini mungkin kita tak saling membersamai, medan juang kita akan berbeza apalagi serupa, namun tujuan utama kitalah yang membuat kita tetap beriringan, meskipun jasad tak saling berdekatan. 

Tampaknya mungkin berlebihan, namun ikhwah fillah, ingatan bersama kalian sangatlah indah. hingga ketika kutuliskan kata demi kata inipun rindu itu sudah begitu menguat. Untuk ukhuwah yang telah kita bina. Ya Rabb, kumohon sayangi mereka, mudahkanlah perjuangan yang masih terasa sulit, kuatkanlah pundak yang masih merasa berat, sempurnakanlah ikhtiar mereka, cukupkanlah segalanya.

Thursday, August 1, 2013

Harga Diri Seorang Wanita

Kehidupan saya dikelilingi oleh wanita, dirumah saya ada seorang ibu, ditempat kerja saya, hampir 90 % adalah wanita. Alangkah mulianya menjadi wanita kerana keutamaannya melebihi darjat seorang lelaki dalam tugasnya dan menjadi pendokong seorang lelaki.

Dua hal utama yang harus dijaga oleh seorang muslimah adalah izzah dan iffah. Izzah adalah kehormatan perempuan sebagai seorang muslimah. Sedangkan Iffah adalah bagaimana seorang muslimah dapat menjaga kesucian dirinya dengan menjadikan malu sebagai pakaian mereka. Saya pernah berdiskusi dengan seorang wanita yang menyatakan bahwa fenomena yang saat ini sedang melingkari para masyarakat khusunya mahasiswa adalah masalah CINTA MONYET. Bahkan ada lelaki yang dengan berani menyatakan perasaannya kepada seorang lelaki secara mudah.  Padahal Ibunda kita Siti Khadijah RA, telah mencontohkan dengan santun bagaimana mengungkapkan perasaannya kepada seorang yag mulia iaitu Nabi Muhammad yang asasnya secara tingkatnya sosial dan ekonominya lebih rendah kedudukannya daripada Khadijah RA. Bagaimana beliau mencontohkan kepada kita semua tentang hakikah menjaga izzah dan iffah sebagai seorang muslimah. Saya mengungkapkan keresahan hati ini bukan kerana saya tidak tahu bagaimana rasanya jatuh cinta. Justru kerana saya pernah jatuh cintalah maka saya ingin berbagi rasa.

Kita ini adalah manusia, semuslimah-muslimahnya seorang muslimah tetap saja dia adalah manusia. Yang dengannya Allah anugerahi rasa cinta, benci, suka, sayang, dan lain sebagainya. Allah telah mengatur bagaimana seharusnya kita menata hati kita. Iaitu dengan mengembalikan semuanya kepada Allah dan memusatkan cinta kita hanya pada-Nya. Kuncinya, hati-hati dengan interaksi walau atas nama urusan dakwah, meski hanya melalui sms atau dunia maya. Bagi para muslimah yang mempunyai masalah dengan hati, saya mempunyai sebuah quotes yang sangat mendalam, iaitu:

"Jika engkau jatuh cinta pendamlah rasa itu dan jangan kau tampakkan. Mohonlah kepada Allah agar menjadi tenang. Jika kau mati dalam keadaan bersabar, nescaya kau akan beruntung mendapatkan syurga." (Taman Orang-Orang yang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu)

Sungguh…
Seorang muslimah sejati lebih suka apabila seorang lelaki benci atau takut padanya kerana dianggap keras dan bengis wajahnya…

Dibandingkan ia harus menjadi fitnah bagi mereka akibat senyumannya…
Dibandingkan ia harus menjadi penyebab kemaksiatan di hati saudara-saudaranya akibat terlalu lembutnya suaranya…
Dibandingkan ia harus menjadi penyebab futurnya mereka kerana kecerobohan dan kelalaiannya dalam menjaga izzah sebagai seorang muslimah…

  
"Ya Allah, ampunilah aku atas apa yang tidak mereka ketahui, janganlah Engkau menyeksaku kerana apa yang mereka ucapkan, dan jadikanlah aku lebih baik dari apa yang mereka perkirakan…" (Doa Saidina Ali RA)



Wednesday, July 24, 2013

Pencinta Sejati



Allah memberikan kita hadiah, didalam diri kita ada anugerah yang tidak ternilai dari-Nya  yang perlu dijaga. Ia adalah HATI. Manusia selalu menyalahgunakan hatinya. Zalim dan lemahnya kita menggunakan hati tanpa seizin-Nya. Bagi yang beriman hatinya selalu bahagia dan merona-rona dijingga. Tapi yang kufur, hatinya menderita dibalik kesengsaraan. Dengki, sombong, tamak, tidak berkeyakinan diri serta rakus meratap sinar dunia.

Kenapa hati kita derita, kerana DUNIA dan isinya memenuhi ruang hati kita. Saya pernah menyebutkan dalam beberapa siri artikel yang lalu  :

 "Cukuplah dunia itu cukup sampai ditangan sahaja, jangan dimasukkan ke hati. Kerana keterseksaan seseorang itu dilihat dari seberapa banyak ia memasukkan dunia  kedalam hatinya"
 Jadikanlah kita pencinta sejati kepada pencipta itulah cinta sejati.  Cinta adalah lautan tak bertepi, langit hanyalah serpihan buih belaka. Ketahuilah langit berputar karena gelombang Cinta. Andai tak ada Cinta, Dunia akan membeku.

Perih Cinta inilah yang membuka tabir hasrat pencinta: Tiada penyakit yang dapat menyamai dukacita hati ini. Cinta adalah sebuah penyakit kerana berpisah, isyarat Dan astrolabium rahsia-rahsia Ilahi. Apakah dari cendawan langit ataupun cendawan bumi, Cintalah yang membimbing kita ke Sana pada akhirnya. Akal ’kan sia-sia bahkan menggelepar ’tuk menerangkan Cinta, Bagai keldai dalam lumpur: Cinta adalah sang penerang Cinta itu sendiri. Bukankah matahari yang menyatakan dirinya matahari? Perhatikanlah ia! Seluruh bukit yang kau cari ada di sana.
 
 CINTA yang dibangkitkan oleh khayalan yang salah dan tidak pada tempatnya bisa saja menghantarkannya ada keadaan ekstasi. Namun kenikmatan itu, jelas tidak seperti bercinta dengan kekasih sebenarnya kekasih yang sedar akan hadirnya seseorang. Sama dengan dengan kita hamba sedar akan kehadiran pencipta.

Ukhuwah Kita Bukan Ukhuwah Biasa

Buat kamu yang kucintai,   Ukhuwah kita ini bukan hanya sekadar adat kehidupan memerlukan teman atau ukhuwah yang penuh dengan rayuan. Dalam uhuwah kita, ada niat yang harus diluruskan. Ada tekad yang harus dikukuhkan. Ada tanggungan amal-amal yang harus segera ditunaikan. Ada komitmen yang harus diserahkan. Ada pengorbanan yang harus disanggupkan. 

Tidak sekadar mengungkapkan, "Ana uhibbukum lillah!" (aku mencintaimu kerana Allah). Lalu kita mengharapkan manisnya ukhuwah. Ia tidak pernah semudah itu. Kerana ukhuwah ini,Bukan ukhuwah biasa-biasa, Ia adalah cemburuan para nabi dan syuhada'. 

Sayangku , renungkanlah.. ada kalanya kita seperti dua mata Tak pernah berjumpa tapi selalu sejiwa Kita menatap kearah yang sama walau tak berjumpa  Mengagumi pemandangan indah dan berucap: subhanallah. Wahai saudaraku,  jangan pernah lepaskan tangan saudara kita yang ada di samping kita saat ini. Mari kita tunduk sejenak  dan renungkan kembali kisah kita ini.  Renungkan kembali perjalanan yang telah kita tempuh sejauh ini. Banyak hal yang kita lupakan di sepanjang jalan ini. 

Maka jangan biarkan ukhuwah ini menjadi kusut. Kerana sesungguhnya ketika ukhuwah ini kusut, maka pertanda ada di antara kita yang imannya sedang sakit. Jangan biarkan ukhuwah ini menjadi sebuah kata yang tak akan pernah ingin mendekati kita. Kerana Sesungguhnya ukhuwah ini ibarat seuntai tasbih yang ada awalnya tapi tak berpenghujung.

Thursday, May 2, 2013

Rasa Sepunya

Saudaraku, telah lama kusandarkan ukhuwah kita pada Allah. Dengan harapan akan berpanjangan. Dengan setiap asa dan nyawa ku berdoa akan diciptakan rasa sepunya. Meskipun lalang menerbangkan benih dilarut malam namun aku berlarut-larut mencari dirimu. Dengan rasa terdalam kumohon engkau tetap tinggal diruang hatiku kini dan selamanya kerana ukhuwah kita bukan kerana nama tapi kerana ingin kekal hingga ke syurga.

Tatkala engkau memeluk diriku dan mengharap sebahagian asa diriku kupindahkan padamu sesunguhnya doa-doa itu sudah lama terukir dengan tulus dengan harapan rasa sepunya tersemat dalam hatiku dan hatimu. Tatkala tanganmu menggenggam tanganku dan tangisan air matamu mengalir membasahi bahuku. Rasa sepunya lantas mengayunkan tangan memeluk dirimu dan berkata : La Tahzan, Innallaha Ma‘ana sepertimana Rasulullah S.A.W. menguatkan keyakinan Sahabatnya yang tercinta iaitu Abu Bakar R.A diruang persembunyian itu.

Aku bertatih dalam setiap langkahku, Menelusuri jalan-jalan malam ukhuwah kita, Dan menghabiskan waktu mnguis pasir dengan kaki kecil kita, Sesungguhnya saat ini aku sedang tenat, Dengan perasaan yang melankolis, Berusaha menuai makna, Tentang tangisku dan tangismu, Dalam ruang yang menyejukkan hati, Meskipun derita merajai kita.

Saudaraku… Serentak tubuhku bergetar, Mendengar keluhan dalam hatiku, Yang ingin bersenda denganmu, Satu per satu…

Seringkali…Aku melihat kegalauan kalian kita penelitian ini, Di jalan yang tak berujung bagi mata, Namun berpuncak bagi hati yang merindu syahid.

Saudaraku… Seandainya tubuhmu sedang berada di sini, Inginku peluk dengan sangat erat, Sehingga aku bisa menghapus peluhmu, Dan menata guratan wajahmu menjadi senyum.

Namun… Aku hanya bisa menjamahmu dalam doaku, Yang tidak terlalu panjang, Saudaraku… Jika kau perlu, aku ingin meminjamkan nafasku, agar kau tak lagi pengap dalam pedihnya kekecewaan Atau Kupinjamkan tanganku, Untuk mendorongmu dikala kau melemah, Bahkan mengangkatmu dari jurang keraguan, Ketika sesekali perjalanan terjal ini, Menjatuhkan hatimu dalam luka dan ragu

Demi Allah aku melihatnya, Puncak itu semakin mendekat. Aku ingin… Kita bisa bersenda gurau pada hari akhir.







Wednesday, March 13, 2013

Buat Yang Ku Rindui

Pernah rasa-rasa hangat ukhuwah itu membara dan tak tertahankan, ingin kembali merajut cinta yang tertinggalkan. Kita mula membina dan kita kadang-kadang menemui kebuntuan.

 
Pernah ada jeda dalam persaudaraan ini kerana sejak kita dipersaudarakan dengan  iman, sejak itu juga ikatan ini akan tetap kukuh mengikat cinta di hati kita, kadang kutemukan engkau dalam doa , kadang dalam mimpi dan tak jarang dalam kenangan kebersamaan… Allah hanya ingin memberi waktu pada kita untuk saling merindu Agar persaudaraan ini semakin subur dengan ketulusan dan cinta.

Temui dan lapangan cinta dan kasih di syurga untuk kita bersama.
 

Tuesday, January 22, 2013

Kamu Di Mataku.


Hari ini 22 Januari 2013, kaki bertatih berjalan selepas satu penilaian ‘mooting’ pelajar-pelajar undang-undang di kampus. Perut kosong, jasad hanya ingin bersandar kerana lelah. Saya bersama seorang pensyarah turun ke cafe untuk membeli makanan tengahari pada jam 3.30 petang. Selesai membeli saya pun kembali ke tempat ‘pentas karya’ dimana saya menghabiskan kerja-kerja saya. Tapi di pertengahan jalan saya melihat seseorang yang istimewa di mata saya yang kini menyambung pengajian di Mesir dalam bidang perubatan sudah lama tidak bersua. Saya berlari mengejar dan tak tertahan matapun berkaca-kaca sambil memeluk erat dan tak ingin lepaskan. Menghabiskan masa kerana tak ingin hilang walau sesaat kerana pada detik itu masa saat berharga dan mungkin juga dia sudah menjadi sebahagian dari watak yang penting di dalam hidup saya. Izinkan saya berkongsi rasa itu dan mencurahkan sedikit pandangan terhadap rasa itu.
‘Nilai Manusia Di Mata Manusia’
Jika dengar kalimat di atas, apakah yang ada diminda anda? Secara jujurnya segala ini mengenai manusia yang suka menilai manusia lain. Tidak salah untuk menilai kerana mungkin penilaian itu boleh membuatkan kita muhasabah diri, menilai kekurangan diri sendiri. Tapi kebanyakan manusia yang menilai sekarang ini ialah penilaian yang mencari kelemahan dan bukannya membina.

Jika ada salah & silap, tegurlah dengan cara baik. Rasulullah S.A.W juga menggunakan cara yang penuh hikmah & bijaksana. Bukankah lebih baik jika mengikut cara yang dianjurkan Rasulullah S.A.W. Sesungguhnya Rasulullah S.A.W itulah sebaik-baik panduan.

Husnuzon (bersangka baik)
Cubalah untuk menegur dengan cara baik. Sering diberi penekanan tentang ukhwah. Fahamkah kalian dengan apa yang dimaksudkan dengan ‘ukhwah’? Tahukah kalian rukun-rukun ukhwah?

Kita perlu mengurangkan prasangka kerana kebanyakan prasangka itu adalah dusta & dosa. Cubalah untuk sentiasa bersangka baik dengan sahabat kerana manusia itu tidak sempurna, ada khilafnya. Jika kalian merasakan kalian benar-benar hebat, pasti kalian lebih arif tentang segala perkara asas dalam ukhwah memandangkan kalian merupakan insan-insan yang dibekalkan dengan ilmu agama yang tinggi. Wallahu’alam~

Refleksi = Muhasabah
Amat bersyukur kerana kalian bijak menilai manusia lain. Segalanya menunjukkan kalian prihatin akan insan sekeliling. Tapi menilai itu biarlah dengan cara yang baik. Jangan hanya disebabkan kesalahan yang kecil yang mampu diubah, habis segala kebaikan yang dilakukan dinafikan. Jika melihat insan lain mempunyai kekurangan, sepatutnya kalian bersyukur kerana tidak seperti mereka. Jika melihat insan lain itu mempunyai kelebihan, muhasabahlah kekurangan yang ada pada diri kalian itu. Jika dilihat hamba Allah itu tidak seperti yang diharapkan, kalian sepatutnya mendoakan perubahannya ke arah kebaikan. Bukannya kalian mengeluarkan kata-kata seperti..

……tapi pada hakikatnya, habuk pun xde…..”

Apakah yang dimaksudkan dengan ‘habuk’ tersebut? Pahala kah? Dosa kah? Istiqomah kah?

Jangan dinafikan kebaikan
Biar seteruk mana pun kesalahan seseorang itu, jangan dinilai & dinafikan kebaikan yang dilakukannya. Yang baik tetap baik. Yang buruk tetap buruk. 2 benda yang ketara bezanya. Jangan zalim untuk disamakan 2 perkara tersebut. Tidak perlu dikeluarkan ayat seperti..

…hebat berkata-kata di fb, berdakwah..jangan berpura-pura untuk publisiti murahan..

MasyaAllah..kata-kata ini yang sememangnya tak layak untuk insan hebat seperti kalian keluarkan dari bibir yang sentiasa berzikir memuji Allah, hati yang sentiasa ingat pada Allah, zahiriah yang sentiasa kuat bermunajat pada Allah, rohaniah yang bersih dari noda.

Biarkan jika benar-benar hamba Allah itu hebat berkata-kata di Facebook. Sekurang-kurangnya masih ada kebaikan yang dilakukannya. Masih lagi hatinya hidup untuk menyedarkan manusia akhir zaman kini. Mungkin jua kata-katanya itu untuk peringatan dirinya sendiri. Sememangnya diakui kalian sememangnya insan-insan yang hebat tapi janganlah kebaikan hamba Allah yang lain yang ingin mengubah dirinya dinafikan. Bersyukurlah dengan apa yang kalian ada.

Berdakwah merupakan skop yang penuh ranjau. Alhamdulillah kerana hamba Allah itu masih mahu berdakwah walaupun hanya di Facebook. Siapalah kita untuk menentukan siapa yang berhak berdakwah atau tidak. Puas hatikah kalian jika hamba Allah itu menyebarkan perkara lagha semata di Facebook?

Jika benar dia tidak mengamalkan apa yang didakwahkan, itu urusan dirinya dengan Allah yang Maha Adil & Maha Mengetahui. Dia akan dipersoalkan tentang amalan yang tidak seiring kata-katanya. Tidak perlu kalian khuatirkan tentang itu. Sedarlah bahawa Allah itu Maha Adil.

Publisiti murahan. Satu lagi frasa yang cukup ‘mengejutkan’ untuk disampaikan dari mulut insan-insan sehebat kalian. Tahukah kalian apa sebenarnya yang berlaku pada hamba Allah itu? Mungkin hamba Allah itu sedang lemah, jadi dia ingin berdakwah di Facebook sebagai peringatan & semangat untuk dirinya.  Tiada istilah publisiti murahan yang patut dikeluarkan. Mungkin hamba Allah itu sedang berjihad. Hanya Allah yang tahu apa yang terjadi pada hamba Allah tersebut. Belajarlah untuk memahami insan lain.

Penilaian Allah itu Adil
Manusia sama sahaja di sisi Allah cuma yang membezakan ialah tahap keimanan & ketakwaan. Allah akan mengangkat mereka itu beberapa darjat. Allah sahaja yang lebih tahu tentang apa yang terjadi. Iman, semangat, kekuatan manusia itu ada turun naiknya. Semoga kita semua sama-sama bermuhasabah diri tentang kekurangan & kelebihan masing-masing. Banyakkan berdoa untuk orang lain bukan banyak berharap untuk orang lain menjadi seperti apa yang kita inginkan. Masing-masing ada ‘life story’masing-masing. Banyakkan berhusnuzon.


Konklusi :

1. Husnuzon itu tanda eratnya ukhwah.

 
2. Menilai biarlah dengan niat muhasabah.

3. Setiap orang ada kelebihan, kekurangan. Jangan dinafikan kebaikan yang dilakukan.

4. Penilaian Allah Maha Adil, kita belum cukup hebat untuk menilai orang lain.

5. KEJARLAH REDHA ALLAH BIARPUN DENGAN KEMURKAAN MANUSIA, TAPI JANGAN DIKEJAR KEREDHAAN MANUSIA DENGAN KEMURKAAN ALLAH.

6. Semoga kita sama-sama diterima di sisi yang Maha Pencipta.


Ma Fi Qalbi Ghairullah
(Dalam hatiku cukuplah ada Allah)

Segala ini sekadar perkongsian & peringatan buat diri ini. Maaf atas segala kekurangan. Terima kasih atas segala kesempatan. Semoga redha Allah sentiasa mengiringi kita..wallahu’alam~