Tuesday, December 11, 2012

Memoir 11 December 2004





Petang itu langkah kaki kehilangan jejak, awan tak langit menjingga. Saat mendung tak mahu beranjak, hati pun kelabu. Ketika bahagia dan tawa memenuhi ruang engkau pergi di pangkuan duka, seakan mata pun tak mampu menahan air mata, kerana engkau permata. 

Camar tak mahu lagi pulang saat kaki menguis pasir pantai di kaki gerimis, rindu padamu tak tertanggung,  saat engkau menderita dan tak mahu melihat yang lainnya berduka. Namun pemergianmu itu suatu yang tak mampu kulukiskan. Kau yang temaniku, Kau yang membuatku ingin memeluk rindu, Kau pun yang membuat  hati ini pilu, Terbalut luka sendu.

Ku masih teringat permintaanmu pada Tuhan..
Engkau meminta kepada Tuhan untuk menyingkirkan penderitaanmu, Tuhan menjawab TIDAK, itu bukan untuk Ku singkirkan, tetapi agar engkau mengalahkannya.

Engkau meminta kepada Tuhan untuk menghadirkan kesabaranmu, Tuhan menjawab TIDAK, kesabaran adalah hasil dari kesukaran, itu tidak Ku hadiahkan, itu dipelajari.

Engkau meminta kepada Tuhan untuk memberimu kebagiaan, Tuhan menjawab TIDAK, Aku memberimu berkah, kebahagiaan adalah bergantung padamu.

Engkau meminta kepada Tuhan untuk menjauhkanmu dari penderitaan, Tuhan menjawab TIDAK, penderitaan itu menjauhkanmu dari perhatian duniawi dan membawamu mendekat kepada Ku.

Engkau meminta kepada Tuhan untuk menumbuhkan Imanmu, Tuhan menjawab TIDAK, kau harus menumbuhkan sendiri, tetapi Aku akan memangkas dan merapikannya untuk membuatmu berubah.

Engkau meminta kepada Tuhan untuk memberimu segala hal sehingga aku dapat menikmati hidup, Tuhan menjawab TIDAK, Aku akan memberimu HIDUP sehingga kau dapat menikmati segala hal.

Engkau meminta kepada Tuhan untuk dapat membantumu mengasihi orang lain seperti Tuhan mengasihiku, Tuhan menjawab YA, akhirnya kau dpt mengerti…….
 

Semoga dirimu tenang bersemadi, dan cepat kita bertemu kembali di syurga. Gumpalan-gumpalan asa. Terterpa hembusan duka. Rasa jiwa raga tak kuasa. Menahan gejolak yang membara. Jeritan dan rintihan pilu. Bagaikan angin lalu. Tak terdengar… Dan layu…

Sahabatku, kehilangan orang yang kita cintai begitu teramat berat ,maka pilihannya hanya satu keikhlasan atau menerima ketetapan Allah akan membuat hati kita menjadi kuat dan sabar. Kehilangan atau ketiadaan orang yang kita cintai dapat terjadi tiba-tiba, tanpa pernah kita sangka dan kita duga. Jadikan, hidup ini selalu berserah dan ikhlas apapun yang Allah telah tetapkan untuk hidup kita. Bahkan kita juga harus memiliki keyakinan apapun dimuka bumi ini tidak ada yang abadi. Semua yang bernyawa pasti akan mati. “Kullu nafsin dzaiqatul maut.” Semua yang bernyawa pasti akan mati. (QS. al-Ankabut:57). Al-Fatihah.


2 comments:

Anonymous said...

DariNya semua hamba Allah datang dan kepadaNya kita semua akan kembali...Semoga bersabar dengan dugaan perpisahan sementara di dunia ini... al-fatihah buat saudara-saudara kita yang telah meninggalkan dunia... al-fatihah...

Anonymous said...

semoga Allah swt sentiasa memelihara dirimu sahabat... ramai insan2 di dunia ini yang mengasihi dan mencintaimu... semoga usiamu dipanjangkan olehNya agar banyak lagi kebaikan2 dirimu akan kau taburkan buat makhluk Allah di muka bumi ini... doaku semoga dirimu sihat selalu dan diberi kekuatan untuk menggalas amanah sbg seorang dae'i di muka bumi Allah ini... tabah yer menghadapi suka duka hidup di dunia ini...