Kita semua pernah membuat penilaian yang salah tentang orang lain, terlalu cepat menilai orang lain, atau bahkan menghakimi mereka. Dua pelajaran berharga yang perlu kita ingat setiap kali ‘terpancing’ untuk terus menilai orang tanpa mengenal dia lebih dahulu, yaitu ‘Apa yang kamu tabur, itu yang kamu tuai’ dan ‘Apa yang kamu inginkan orang lain'perbuat untukmu, perbuatlah demikian untuk mereka.’
Contohnya simple saja. cuba perhatikan dalam kehidupan sehari-hari kita. Berapa banyak kebencian yang kita taburkan, berakhir dengan menuai kebencian. Berapa banyak kebohongan yang kita taburkan, berakhir dengan menuai kebohongan. Berapa banyak penghakiman yang kita lontarkan berakhir dengan menuai penghakiman.
Dari mana menuai itu akan datang, itu bisa mengambil banyak cerita. Boleh ajdi dari orang yang kita benci atau bohongi, bisa pula dari orang lain. Menuainya pun dapat terjadi dalam waktu yang cepat, bisa pula terjadi bertahun-tahun kemudian. Saat kita menyedari betapa sakitnya dibenci, dibohongi, dan sebagainya, kita mulai tersedar dan syukur-syukur belajar bahwa bisa jadi ‘sakit hati’ yang kita alami itu berasal dari ‘sakit hati’ yang kita taburkan. Jikalau kita dengan mudah menilai orang dan menburuk-burukkan, jangan hairan bila suatu waktu, kita malah dinilai orang dan diburuk-burukkan. Di sinilah kita mulai belajar untuk berhati-hati dalam menilai orang lain. Sayangnya, kita mulai belajar dan ambil langkah perubahan setelah mengalam isuatu kejadian yang luar biasa di luar kehendak kita. Atau dengan kata lain, kita harus mengalami ‘shock therapy’ lebih dulu, baru kemudian
punya fikiran untuk berubah.
1. Segala sesuatu yang dikerjakan Awal dalam hidup kita mempunyai awal juga akhir. 2. Segala sesuatu yang dikerjakan Allah dalam hidup kita bernilai kekal
3. Manusia tidak dapat mengerti tentang karya Allah dalam hidup ini.
4. Yang kita tahu hanya bersama dengan Allah selalu Happy Ending
No comments:
Post a Comment